Jumat, 02 April 2010

jeruk dalam negeri kalah pamor dengan jeruk impor

Jeruk dalam negeri kalah pamor dengan jeruk impor


Produk jeruk di tanah air yang dulu terkenal di luar negeri sekarang akan kalah bersaing dalam era globalisasi ini dengan jeruk impor dari china dan thailand. Contohnya jeruk Garut , sekarang jeruk keprok Garut yang sekarang produksinya terbatas menyebabkan harga jualnya kalah di banding jeruk china yang telah banyak di pasar. Produksi jeruk ini telah berkurang karena banyaknya hama yang membuat produksi gagal sehingga harga di pasar jeruk ini lebih mahal dibanding dengan jeruk impor. tingginya produksi juga membuat jeruk ini mahal, dengan pupuk yang tidak bersubsidi dan kurangnya perhatian pemerintah. Contoh produksi jeruk dari daerah lain yaitu jeruk medan, dulu jeruk ini sangat populer dan terkenal di indonesia, karena memiliki rasa yang manis dan jeruk yang besar. Harga jeruk medan sekarang kalah bersaing dengan jeruk impor salah satu penyebabnya karena banyaknya pungutan liar. pungutan liar truk pembawa jeruk di minta di sepanjang jalur sumetra. saya sendiri saja pernah melihatnya petugas meminta uang dari truk-truk yang lewat, bukan hanya 1 atau 2 pungutan liar tapi banyak. selain pungutan liar hal yang menyebabkan jeruk ini lebih mahal karena perda. Perda kurang perhatian kepada pengusaha kecil, mereka hanya mengenjot pendapatan asli daerah. seharusnya mereka membuat perda yang membantu pertumbuha produksi daerahnya, memperbaiki jalan yang sudah banyak berlubang dan memperbaki fasilitas yang dibutuhkan dalam dunia usaha. Kalau semakin hari harga jeruk dalam negeri keadaanya seperti ini bisa-bisa beberapa tahun lagi kita tidak bisa menemukan jeruk dalam negeri. Saya harap pemerintah yang telah membuat peraturan tentang globalisasi, tidak lepas tangan dengan keadaan ini. Tidak hanya bisa membuat peraturan saja tapi harus bisa membuat produk kita dapat bersaing dengan produk lain di dalam negeri dan juga di luar negeri.

Tidak ada komentar: